Friday, July 07, 2006

Buang Hajat

Malam itu saya agak kecewa. Hotel Ciputra yang saya pilih ternyata tidak menyediakan secuil pun free internet di kamar. Padahal hotel tetangganya, yang relatif lebih murah, memberikan paket gratis internet 24 jam. Namun yang lebih mengecewakan lagi, WC di kamar ternyata juga tidak dilengkapi pembilas air (baik shower maupun jet-washer).

Masalah buang hajat seharusnya tidak dianggap remeh oleh para pengelola fasilitas umum. Dari pemahaman saya sendiri, bangsa kita sudah terbiasa untuk menggunakan air sebagai pembilas setelah buang hajat (cebok). Bahkan, saya rasa ini memang kebiasaan bangsa Timur. Di bandara Changi Singapura pun, kebiasaan orang Melayu masih diakomodir dengan menyediakan squat WC (WC jongkok) berpembilas air, di samping WC kering. Bahkan saya pun heran ketika sedang berada di toilet di area Taj Mahal, Agra. Terdapat dua jenis toilet, Indian toilet dan non-Indian toilet. Ternyata Indian toilet itu sama seperti WC jongkok di Indonesia. Dengan pembilas air, tanpa tissue.

Nilai-nilai yang sudah hidup lama ini seharusnya dihargai. Bukan cuma karena mengikuti bangsa Barat saja (yang menurut saya jorok luar biasa), sehingga semua toilet diganti menjadi toilet duduk tanpa air. Walau mungkin kurang praktis, menurut saya berbilas dengan air jauh lebih bersih dan aman daripada hanya menggunakan tissue. Apalagi tissue kering.

Kalo cuma pake tissue kok kayaknya masih ada yang nempel ya…:p

1 comment:

pupuk organik said...

pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik